Jumat, 28 Oktober 2022

AUTISME - Pandangan Masyarakat, dan Realita

Okey guys, aku balik lagi setelah beberapa hari ga nulis apapun di blog, karena lagi sibuk buat ujian. Disini aku kembali menulis seputar opiniku tentang isu yang ternyata masyarakat itu masih awam dan masih belum paham tentang autisme itu sendiri. Kalau kita lihat di masyarakat kita, banyak sekali orang yang menganggap bahwa anak autis itu gila, menular, dan patut untuk dijauhi. Ketika di lingkungan masyarakat ada seorang anak autis yang lahir dari sebuah keluarga, maka orang tua yang lain akan bilang, jangan main sama anak itu, nanti kamu ketularan., dan berbagai kata yang sebenarnya akan membentuk suatu pola pikir yang salah pada anak lain, bahwa seorang autisme itu bisa menular dan patut untuk dijauhi, tapi sebenarnya tidak.

Kalo kita berpikir, siapa sih orang yang mau dilahirkan dalam keadaan seperti itu. Semua orang tua ingin anaknya sehat, normal, dan bertumbuh serta berkembang dengan baik seperti anak lain. Tapi kan semua itu adalah takdir tuhan yang pastinya tidak dapat dihindari. Tapi berdasarkan beberapa penelitian, ada beberapa faktor yang dapat membuat anak terlahir dalam keadaan autisme ini. 

Ada satu hipotesis menyatakan bahwa bisa saja anak menjadi autis ini disebabkan oleh orang tua khususnya ibu yang memiliki pola asuh yang tidak baik, terlalu acuh, tidak mengerti keadaan psikis seorang anak dan lain sebagainya. Tapi ternyata hipotesis ini tidak terbukti, karena banyak anak yang terlahir dari keluarga yang harmonis tapi dia terlahir dengan keadaan autis.

Kemudian, ada satu hipotesis kembali yang menyatakan bahwa anak autis dipengaruhi oleh susunan sistem syaraf pusat yang ada di otak. Hal ini cukup masuk akal, karena jika kita lihat dari sudut pandang manusia biasa, kita melihat bahwa seorang anak autis itu memiliki pola pikir yang berbeda dengan anak kebanyakan. Kemudian penelitian tentang autisme ini sebenarnya semakin banyak dan muncul berbagai hipotesis baru yang tentunya lebih masuk akal karena sudah dibuktikan dengan penelitian.

Seorang autis, bisa baik-baik saja ketika dia dilahirkan, perilakunya seperti anak normal, ceria, bermain bersama anak seumurannya, tapi terkadang ketika usianya mencapai 1 atau 2 tahun perkembangannya mulai terhenti karena disebabkan oleh beberapa faktor baik itu sakit, atau faktor lain yang menyebabkan perkembangannya terhenti. Seorang anak yang mengidap autis dapat terdeteksi ketika dia berusia di atas 1 tahun, dimana ketika anak seumurannya mulai belajar berbicara, berjalan, dan melakukan  kegiatan sesuai dengan usianya, tapi seoran autisme mengalami hal yang berbeda. 

Sebenarnya, autisme bisa dideteksi, ada ciri-ciri tentang autisme itu sendiri, contohnya, ketika seorang anak memiliki emosi yang berbeda dengan anak kebanyakan, ketika marah cenderung menyiksa diri sendiri atau irang lain, sering tiba-tiba merasa sangat bahagia, sangat sedih, dan sangat emosional. Kemudian ciri selanjutnya, anak autis tidak bisa berbicara ketika dia sudah mencapai waktu untuk bicara seperti anak seumurannya, dia cenderung bermain sendiri, acuh terhadap lingkungan, dan ketika diajak bicara, atak autis cenderung tidak menatap mata lawan bicaranya, sekalipun itu adalah ibunya.

Berdasarkan salah satu penelitian, autisme ini dapat disebabkan oleh beberapa faktor, seperti kelahiran bayi prematur, usia ibu yang terlalu tua untuk melahirkan, dan genetik. Meskipun memang faktor ini tidak 100% menyebabkan seorang anak terlahir autis, tapi memang kebanyakan anak lahir dalam keadaan autis disebabkan karena faktor tersebut.

Autisme memang tidak dapat disembuhkan 100% tapi tidak menutup kemungkinan seorang autis bisa melakukan kegiatan seperti orang normal dan dapat hidup mandiri. Kita banyak melihat contoh di televisi, di social media, orang yang mengidap autisme mereka bisa melakukan aktivitas dan dapat hidup mandiri bahkan ada yang bekerja sebagai model. Support system yang sangat berpengaruh tentunya dari orang tua dan keluarga. Sebagai manusia normal, kita tidak boleh menjudge seorang anak yang mengidap autisme sebagai orang gila, penyakit menular dan berbagai umpatan lainnya. Coba untuk selalu respect to each other mau bagaimana pun keadaan mereka. Karena dibalik umpatan kalian kepada seorang anak autisme, ada jiwa kedua orang tua mereka yang terluka.

STOP BULLYING, STOP TO MAKE SOMEONE FEEL THAT THEIR LIVE IS NOT PRECIOUS AND ALWAYS RESPECT TO EACH OTHER.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Merubah Impian

Hai Guys udah lama banget aku ga nulis di blog. Sorry nih bukannya sombong, tapi memang aku lagi sibuk banget dengan segala realita kehidupa...